Copyright © GENUINE :D
Design by Dzignine
Senin, 17 Agustus 2009

LOOK

TAMAN
Dalam setiap waktu, setiap langkah dan waktu pernah aku untuk mengatakan “sudah cukup, berhanti sampai disini”. Tapi apa yang kulakukan, aku tidak parnah melakukannya. Aku tetap mengikuti arus, aku masih melangkahkan kakiku, aku masih tetap berdiri, aku masih bernafas dan mataku masih terbuka. Kemana asaku itu? Mungkin sudah pergi.
Masih aku merasa sendiri. Hanya ditemani angin sepi dengan rutinitas yang ku jalani setiap harinya. Ku beri tawa, lelucon, senyuman agar hariku tak tampak membosankan. Lelah memang tapi ini mengasyikan saat ada kamu, teman. Ya, teman perkanalkan sahabatku kesepian. Ia selalu ada tak pernah absent dari semua keseharianku, entah kapan dia datang tapi setiap harinya selalu ada. Teman usirlah sahabatku. Namun aku tak boleh bersedih. Tanya kenapa? Karna aku berjuang disini untuk diriku.
Dengan hidup yang merindukan kunang-kunang. Mungkun kudilahirkan untuk menjalani kehidupan yang selalu ditinggal. Kunang-kunang dengarkan! Aku ingin engkau hadir walaupun hanya malam, tak mengapa bagiku asalkan engkau ada dan aku bisa melihatmu. Tak apa walaupun aku jadi patung asalkan engkau ada dan terbang mengitari lampu taman. Butiran-butiran mutiara yang aku jatuhkan tak akan ku berikan untukmu, agar engkau tak tau susah payah aku menahan teriakanku untuk meneriakan agar engkau selalu mengitariku walau aku tak terang. Teriakan yang terkurung dalam raga ini lama, lama terpendam. Bukannya tak mau ku ceritakan, karna aku terlalu mengagumimu, mencintai dirimu dan aku terlalu ingin selalu bersamamu Tapi tak pernah terjadi. Sesal? Ta’kan.
Langkahku takan berhenti sampai disini walaupun aku patung yang berat melangkahkan kaki yang terbuat dari batu sungai. Dengarkanlah! Walaupun sulit tanpamu semua yang terbaik ku persembahkan untukmu dengan bantuan tuhan. Tapiku mohon sekali saja waktu ini lihatlah aku disini. Tinggalkanlah lampu yang terang kitarilah aku. Aku tak mau bersahabat dengan kesepian.
Aku selalu berdoa yang terbaik untukmu, untuk hidupmu, dan aku. Aku akan sampai ke lampu walau patung ini harus hancur, remuk tak berbentuk. Jangan kasihani aku karna semua yang terbaik ku lakukan untukmu.
Lihatlan kesepian, walau patung ini tak bisa berbicara, walaupun tak bisa bergerak. Tapi tuan besar pasti akan memindahkan lampu taman didekatku dan kunang-kunang akan mengitariku. Kapan itu, aku tak tau pasti. Aku akan berusaha menjadi patung yang indah dilihat oleh tuan besar, takan mu biarkan lumut dan debu menghinggapiku biarlah hanya tetes air hujan dan terik matahari saja yang hadir saat ini. Aku sudah ditempatkan ditaman yang indah banyak burung yang menemaniku. Mereka bernyanyi merdu. Dan sering kali peri kecil datang pada ku menawarkan kunang-kunang untuk berada di dekatku, aku gembira karna ku tahu sang peri bisa mengabulkan permintaan dengan sekejab. Aku tak berpikir dangkal, aku mau tapi tak tahu dengan kunang-kunang. Aku ingin tuan besar yang mempunyai taman ini saja yang mengatur.

0 komentar:

Posting Komentar